Monthly Archives: September 2014

Madinah Kota Yang Sangat Mengesankan

Aku ingin melanjutkan catatan sebelumnya “Pengalaman Berangkat Umrah”. Aku sengaja mengambil judul seperti diatas “Madinah Kota Yang Sangat Mengesankan” karena perjalanan ku dikota Madinah sungguh sangat berkesan. Dihari pertama dikota ini saja banyak pengalaman unik dan menyenangkan bagiku..:) seperti pengalaman berbelanja dengan penjual yang bukan sesuku dan sebahasa dengan ku, yaitu orang Arab, aku menggunakan bahasa Inggrisku yg masih sangat jelek namun banyak diantara mereka inggrisnya juga tak kalah jelek dari ku heheee, jadinya lucu… namun untuk proses jual beli mereka lumayan pandai berbahasa Indonesia so jangan khawatir, tapi sebagai wanita kita kudu hati2 belanja dg pria Arab karena ada juga yg suka menggoda wanita, contohnya dia bisa bilang kita “Syah Rini”,” Anisa Bahar”,” Indonesia” dengan tambahan kalimat yg kita akan sulit mengerti jika tidak bisa berbahasa Arab, jadi sebaiknya berbelanja bersama mahrom laki-laki seperti suami atau ayah atau mahrom lainnya jika berbelanja didalam toko tapi jika yang berupa bazar sekitar masjid Nabawi walau belanja sendiri insyaAllah aman karena tempat itu cukup ramai, ditempat belanja juga udah ada yg ngasih hadiah buat aku dan ibu yaitu telakung atau daleman kerudung, alhamdulillah. Biasanya jika ada yg ngasih sesuatu and kita bingung tanya saja dengan kata “halal?” jika yg ngasih jawab “halal” berarti kita boleh ngambil. Nah jika ♏α̲̅ǚ harga dikurangi bilang aja “diskon?” Eh, kok pengalaman belanja yg pertama diceritakan sih, bukannya pengalaman ϑĩ Masjid Nabawi padahalkan rindu Rasulullah katanya? Sabar2…sebagaimana aku juga sabar nggak langsung ke Masjid pas datang ke Madinah. Maklum pertama kali ǰαϑί dilarang sama rombongan, nanti aja tunggu yg memandu yg bawa, ǰαϑί nurut aja…akhirnya setelah mandi dan istirahat sebentar kami jalan2 sekitar hotel ke toko2 sekitar situ nyari air kemasan 🙂 eh malah beli abaya hitam sekalian… Ada lagi pengalaman belanja minta diskon yaitu aku tertarik sekali dengan sebuah abaya atau gamis hitam berlapiskan semacam rompi dibagian dada berwarna ungu tapi setelah ditanya ternyata harganya 200 riyal..wah2 mahal sekali, 1 riyal sekitar Rp.3300,- , dia ♏α̲̅ǚ diskon hingga 500 ribu rupiah..Tapi bagi kami masih mahal, ibuku coba2 tawar separo harga yaitu 100 riyal tapi sipenjual nggak mau. Aku sungguh jatuh cinta dengan abaya itu memang cantik menurutku, ternyata alhamdulillah ϑĩ Makkah malah ketemu yg langsung ada tulisan harganya bergantung diabayanya 100 …Dasar kota penuh keajaiban terkabul keinginanku :). Sedang di Madinah beli yg agak murah sekitar 45 riyal juga 30 riyal saja. Beberapa teman minta oleh2 gamis arab soalnya :). Tentunya banyak pengalaman belanja lainnya lagi selama ϑĩ Madinah, mudah-mudahan dilain sesi bisa diceritakan lagi (✽ˆ⌣ˆ) *** Well, tªk cuma pengalaman berbelanja yang berkesan namun juga banyak mengalaman berkesan lainnya selama dikota Rasullullah SAW. Seperti:

Saat sore, di hari pertama ketika berangkat sholat didalam Masjid Nabawi ada 3 wanita Turki menyebut2 Indonesia sambil melihatku eh diantara mereka malah nyubit pipiku kayak gemes gitu…wah kesempatan emas foto bareng nih pikirku, langsung saja ibuku kusuruh memotret kami berempat, aku bicara dengan bahasa Inggris sama mereka sedang mereka ribut berbicara sambil tertawa tapi aku sulit mengerti akhirnya mereka memperkenalkan nama2nya masing2 dg bahasa Inggris,hahaa…kayanya senang banget liat aku :D. Kenapa ¥αªα aku kok tiba2 dicubit pipi? Mungkin karena aku baby face eh karena chubby cheeks (tembem) kali yaa…◦ˆ⌣ˆ◦. Nggak cuma dicubit pipiku aku juga dipeluk hangat sama mereka, wah wah ǰαϑί berasa banget ukhuwah sesama muslim walau dari beda negara 🙂 .

Dari Madinah kami juga dibawa ziarah kebeberapa tempat seperti ke Masjid Kuba, ke Kebun Kurma, ke sekitar Makam Syuhada Uhud dan Jabal Uhud, Baqi, Masjid Abu Bakar dll sambil dipandu guide atau promotor kami. Mudah2an lain waktu bisa bagi2 pengalaman soal itu.

Sedang tempat yang paling berkesan diMadinah bagiku adalah Raudah. Raudah dekat makam Rasulullah didalam masjid Nabawi. Diriwayatkan bahwa Raudah adalah tempat yang akan menjadi surga nantinya dan tempat mustajab untuk berdo’a. Kami tiba ke Madinah Kamis pagi, lalu malam Jum’at bada Isya kami dibawa seorang guide wanita yang berasal dari Indonesia tapi lama tinggal disana untuk ke Raudah…Ternyata ke Raudah pertama kali tidak sesimple yg kuduga, menujunya harus melalui berlapis lapis tahap. Dari persiapan berangkat dari hotel wudlu dulu kemudian do’a masuk masjid Nabawi kemudian singgah sholat Tahiyatul masjid kemudia singgah lagi singgah lagi…ah aku lupa berapa kali stop2 dulu menuju Raudah. Saat itu disarankan perbanyak baca sholawat. Ketika makam Rasulullah, Abu Bakar As Shiddik serta makam Umar bin Khatab telah terlihat stop juga untuk menyampaikan salam dan memanjatkan do’a. MasyaaAllah makam Rasulullah dan dua sahabat yang mulia itu begitu indah dengan disinari lampu-lampu masjid Nabawi yang indah terlihat berwarna kehijauan. Untuk masuk ke Raudah bagi jamaah wanita hanya ada jam2 tertentu, pagi sekitar jam 8 dan malam sekitar jam 9, karena keterbatasan itu akhirnya yang ngantri banyak sekali tidak seperti bayangan ku sebelumnya yg hanya beberapa orang, tapi ratusan bahkan mungkin ribuan orang ngantri buat masuk. Sepertinya ngantrinya per negara ǰαϑί bila udah bisa masuk berjejal sesama warga negaranya juga. Kecuali kalau ada yang ikut rombongan negara lain kaya aku pada Jum’at pagi besoknya gabung dg orang India apa Pakistan ¥αªα pokoknya mirip mereka hehee. Lanjut cerita, setelah penutup Raudah dibuka dan kami salah satu rombongan yang sudah berada dilapis terdepan berlarian masuk, aku bingung ini ke arah makam Rasulullah dulu atau ke Raudah sih? Eh pas liat kebawah karpet hijau yang berarti sudah diRaudah aku bilang keibu yang diberpegang erat denganku saat berjejal itu “Raudah bu sudah karpet hijau ayo sholat”. Kamipun sholat sunnah Mutlak 2 rokaat sementara guide kami sibuk menjaga agar kami bisa sholat sambil mengatakan “Albis sedang sholat, Albis sedang Sholat” dengan berusaha terus membentangkan tangannya agar kami bisa rukuk dan sujud (Albis nama travel yg membawa kami)…air mata tidak bisa ditahan lagi mengalir dengan perasaan luar biasa. Saat sujud sholat juga sesudah sholat walau tubuh dijejal, do’a2 ku terus mengalir meminta apa yang bisa diminta, mengingat2 do’a pesanan teman-teman juga keluarga…”oh inilah taman surga” aku membatin rasanya aku sudah sesenang berada dalam surga. Salah satu do’aku saat itu adalah “¥αªα Allah ijinkan aku besok pagi kesini lagi”… Setelah sekian lama guide kami bertanya pada kami rombongan yg dibawanya apakah sudah cukup, ketika sudah, kami pun keluar dari arah yang berbeda dari kami masuk tadi dan mengucapkan terima kasih haru kepada guide kami dengan berpelukan dan dia juga minta maaf jika ada kesalahan dan kekhilafan selama membawa kami. Lalu kami pun pulang ke hotel dengan perasaan gembira dan tiba sekitar jam 1 malam kekamar. Dikamarpun akhirnya ribut bercerita tentang pengalaman ke Raudah…hmmm luar biasa pokoknya. Sesuatu itu semakin besar tantanggannya semakin besar juga kesannya, bukankah begitu? heheee. Dan aku pun bertekad besok paginya ke Raudah lagi dan alhamdulillah walau pergi sendirian akhirnya terkabul. Aku mencoba terus melangkah didalam masjid yang cukup luas itu sambil berdo’a mohon kemudahan dengan wajah yg kututup dengan masker hitam agar aman dan akhirnya ketemu lagi dengan Raudah dan bersama dengan akhwat negara lain. Berjejal lagi tetapi akhirnya longgar dan aku bisa sholat Hajat dengan mudah. Setelah keluar dari Raudah akupun memotret sekitar situ dan mengambil 1 video. Kupandangi pemandangan dengan sepuas hati, ornamen masjid, lampu-lampunya, dan wanita-wanita yang banyak berhijab hitam. O’¥αªα aku juga berhijab hitam mengenakan 1 abaya seharga 45 riyal yg kemarennya dibeli..hehee alhamdulillah ukuran S sedang dibadanku dan nyaman dipake. Pengen sih sering-sering ke Raudah selama ϑĩ Madinah tapi kegiatan lainnya juga banyak yg harus dilaksanakan seperti ziarah dan lain2nya akhirnya cuma 2 kali sempat kesana. Apalagi kan teman2 banyak yg capek seperti ibuku ǰαϑί agak susah kalo dibawa ke Raudah terus 🙂 .

Tidak cuma ϑĩ Raudah, duduk bertakarrub dalam masjid Nabawi sambil menunggu adzan sholat tiba juga sesuatu yang sangat berkesan, begitu damai..Pertama kali datang ke Masjid Nabawi setelah sholah tahyatul masjid sebaiknya sholat taubat meminta agar dosa-dosa sebelumnya diampuni. Namun yang kadang membuat berat adalah manahan ngantuk, maklumlah perjalanan yang cukup melelahkan, dan AC masjid yg sejuk membuat aku sering mengantuk saat baca zikir menunggu sholat atau saat wirid sesudah sholat. Jadinya untuk menghilangkan kantuk aku sering nelpon keluarga ϑĩ Indonesia atau memotret-motret sekitar, akhirnya bisa foto2 bareng anak Arab 🙂 Jika berangkat lagi aku berencana membawa kopi yang udah ada gulanya biar diaduk dengan air zam-zam dan diminum supaya nggak ngantuk, aku pernah ngaduk kopi dg air zam-zam saat dimasjidil Haram ϑĩ Makkah, karena tidak pake gula ǰαϑί pahit, tapi berhasil aku nggak ngantuk. Sebaiknya persiapkan semua itu dari Indonesia, sekalian bawa sendok teh atau sendok makan soalnya susah jika harus nyari dulu disana dan mahal. Soal air zam-zam didalam Masjid Nabawi juga Masjidil Haram banyak tersedia berikut gelas2nya, ada yg dingin dan ada yang sedang. Di Madinah juga aku dan ibu ada yang memberi sejedah dan makanan dari saudari disana, alhamdulillah. Ok, itu dulu ¥αªα share pengalaman ku ϑĩ Madinah…InsyaaAllah nanti aku nulis lagi pengalaman2 perjalanan lainnya 🙂 .

Semoga tulisan ini bermanfaat buat yang ♏α̲̅ǚ mempersiapkan diri berangkat haji atau umrah 🙂

Dibawah ini adalah foto antri ke Raudah 🙂

Categories: Beautiful Diary, Perjalanan, Umrah | Tag: , , , | Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.